Hoaks dalam Pandangan Islam


Oleh: Nazlal Firdaus Kurniawan

Teknologi internet hari ini menyediakan berbagai informasi, mulai tentang politik, sosial, keagamaan hingga informasi menuju neraka pun juga sudah tersedia. Selain sisi positif, ada sisi berbahaya yang ditimbulkan dengan kemudahan informasi tersebut. Diantaranya, menyebarnya berita hoaks atau berita palsu yang mewabah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan kita hari ini.

Alquran sudah mengingatkan mengenai hoaks ini. Ketika kita mem-posting sesuatu, ingatlah bahwasannya ada malaikat yang telah disiapkan oleh Allah swt untuk mencatatnya.

Allah berfirman dalam Surat Qaf ayat 18 :

مَا يَلۡفِظُ مِنۡ قَوۡلٍ اِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيۡبٌ عَتِيۡدٌ

Artinya : Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).Allah menugaskan malaikat untuk mencatat perbuatan yang dilakukan manusia, apakah hanya sekedar dijadikan arsip saja?

Allah swt berfirman dalam Surah Al Isra ayat 36 :

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.

Allah juga berfirman dalam Alquran surat al Isra Ayat 53:

وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا

Artinya : Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.

Firman Allah tersebut mengingatkan bahwa setiap orang akan mendapatkan dosa atas perbuatan menyebarkan berita bohong, meski kita bukanlah orang yang membuat atau memproduksi berita palsu tersebut. Maka, jangan anggap remeh berita bohong ini, apalagi kalau informasi bohong itu menjadikan keos di tengah masyarakat.

Lebih berdosa lagi bagi seorang yang membuatnya. Ingatlah bahwasanya berita bohong dari mulut ke mulut atau pada zaman sekarang melalui media sosial, grup WhatsApp misalnya, kalau dianggap sepele akan memiliki konsekuensi azab yang besar. Jika kita tidak tahu perihal berita itu benar atau tidak, lantas apa yang mesti kita lakukan?

Allah berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

Apalagi sekarang ada instrumen di media sosial yang disebut dengan cek fakta. Informasi yang benar akan membawa pahala yang baik bagi kita semuanya, maka dalam menyampaikan informasi yang benar mestinya tidak hanya ditujukan seagama atau seiman saja tapi juga seluruh manusia. Ketika hoaks menyebar maka yang rugi adalah masyarakat itu sendiri.

Hadis riwayat Imam Muslim dan Bukhari sebagaimana disampaikan dalam Arbain Nawawi:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Adakalanya diam itu baik, tapi jika berbicara ketika itu mengandung kemaslahatan maka berbicara menjadi wajib dan menjadi ibadah. Semoga kita bisa menahan diri menjaga lisan dan tidak menyebarkan hoaks atau berita bohong yang akan merugikan kita di dunia hingga akhirat.

Penulis adalah Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Kabupaten Kendal divisi Website, Media dan Teknologi Informasi

Advertisement

Press ESC to close